Dalam festival ini setiap dalang berikut para pengrawit
diberikan durasi waktu selama 40 menit untuk tampil. Selain dituntut untuk
memahami karakter wayang, para dalang cilik ini juga harus mampu menguasai alur
cerita.
Festival dalang cilik ini diikuti tidak kurang dari 25
peserta dan grup kerawitan dari pelajar setingkat SD dan SMP dari UPT Dinas
Pendidikan di 19 kecamatan. Pada hari pertama, festival dibuka dengan tampilnya
salah satu dalang cilik dari UPT Widodaren mengambil lakon Jabang Tetuko dan
diteruskan tampilnya Niken Ayu Pratiwi yang merupakan dalang cilik dari UPT
Kecamatan Paron dengan lakon Wahyu Irawan.
Sedangkan pada hari kedua 13 dalang berikut pengrawit juga
unjuk kebolehan untuk merebutkan tropy dari Bupati Ngawi. Sukadi ketua panitia
festival dalang cilik dari Dinas Pariwisata, Kebudayaan dan Olahraga
(Disporabudpar) Kabupaten Ngawi menjelaskan pihaknya melibatkan tiga dewan juri
dari Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi). Ketiga dewan juri tersebut yaitu;
Ki Suluh Juniarsah dari Pepadi Kabupaten Klaten, Ki Juworo Bayu Kusumo dari
Pepadi Kabupaten Sragen dan Ki Halintar Cokro Padnobo dari Pepadi Kabupaten
Surakarta.
Para dewan juri tersebut ungkap Sukadi, memberikan
penilaian sesuai dasar seni pedalangan
wayang kulit termasuk iringan musik gamelan dari para pengrawit. “Dalam
memberikan nilai para dewan juri ini mengacu pada sabet, ontowecono atau
karakter suara dan terakhir pada penilaian iringan gamelan harus pas,” kata
Sukadi. Selain itu tambahnya, festival dalang cilik merupakan bagian dari
agenda dalam peringatan HUT Kabupaten Ngawi ke-655.
Sementara Budi Sulistyono Bupati Ngawi memberikan apresiasi
tersendiri atas terselenggaranya festival dalang cilik dan kerawitan yang bakal
menjadi agenda rutin ini. Jelasnya, wayang kulit merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pelestarian budaya Jawa yang adiluhung. “Melalui festival
dalang ini sangat kita harapkan bersama nantinya anak dapat berkembang sesuai
karakter bangsa Indonesianya yang berbudaya, karena seni wayang kulit tersebut
di dalamnya terkandung tuntunan yang sangat mulia dalam rangka menjalani
kehidupan di tengah masyarakat,” jelas Ir Budi Sulistyono.
Setelah
menjalani lomba selama dua hari, tim dari UPT Gerih berhasil menjadi
Juara Umum, dikuti SMPN 1 Ngawi sebagai juara kedua dan Sanggar Putra Sadewa
sebagai juara ketiga, Hadiah juara lomba disampaikan langsung oleh Bupati Ngawi
Budi Sulistyono saat penutupan acara lomba.
No comments:
Post a Comment