Wednesday, September 9, 2009

Mengikuti Safari Ramadhan Bupati Ngawi Di Desa Gunungsari Kasreman

WEJANGAN MENJAGA KELESTARIAN HUTAN

Desa Gunungsari Kecamatan Kasreman terletak di posisi sebelah utara diperbatasan antara Jawa Tengah dengan Kabupaten Ngawi , Mata pencaharian penduduk adalah buruh tani dan mengelola tanah hutan atau istilah yang populer dengan nama mbahu sebagai pola kemitraan dengan Perhutani setempat. karena sebagian besar wilayah Gunungsari adalah wilayah hutan. Untuk menuju Desa Gunungsari diperlukan perjalanan kurang lebih 10 km ke arah utara dari jalan raya Kasreman dengan jalan makadam yang berkelok-kelok sehingga diperlukan kesabaran apalagi jika menggunakan kendaraan roda empat.
Perjalanan inilah yang ditempuh Bupati Ngawi dr. H. Harsono saat bersafari Ramadhan di Masjid Baitul Hakim desa Gunungsari kecamatan Kasreman Selasa 8 September 2009.
Yang sangat menarik pada kunjungan acara safari ramadhan kali ini Bupati Ngawi dr H. Harsono selain menyerahkan bantuan uang tunai 20. juta, Alqur’an dan mukena untuk Masjid Baitul Hakim, juga memberikan wejangan yang sangat mengena tentang bagaimana menjaga kelestarian hutan untuk umat muslim di Desa Gunungsari.
Menurut beliau tangeh lamun (tidak mungkin - red) orang Gunung sari hidupnya akan sejahtera kalau hutannya rusak. Ada kaitan sangat erat yang sudah merupakan sunatulloh kalau hutannya baik dan terjaga maka akan berdampak baik pula bagi kesejahteraan masyarakat Gunungsari. Hal ini beliau ungkapkan ketika waktu dulu hutan masih terlindungi dengan baik, banyak sekali warga Gunungsari yang membeli emas sehingga hampir setiap warga memiliki perhiasan emas yang besar-besar, tapi sejak hutannya rusak sudah sangat jarang warganya yang membeli emas.
Dalam upaya menjaga kelestarian hutan beliau memberikan wejangan dengan menceriterakan kejadian jaman khalifah yang patut diteladani. Pada waktu itu ada seorang tua renta yang sudah uzur umurnya yaitu sudah 80 tahun, Orang tua tersebut dengan telaten dan sabar menanam pohon korma, namun hal ini malah mendapat olok-olok dari para pemuda disitu, “untuk apa mbah….. nanam korma paling-paling tidak dapat memetik hasilnya”, ejek para pemuda. Namun keyakinan orang tua tersebut menyatakan bahwa dia menanam korma bukan untuk dirinya sendiri tapi agar dinikmati oleh anak cucu dan siapapun di belakang hari. Kejadian ini sampai ke telinga sang Khalifah atau sang Raja, maka hal ini mendapat dukungan sangat baik dan mendapatkan apresiasi penuh dari sang khalifah. Singkat cerita akhirnya 8 tahun kemudian ternyata pohon kurma dapat berbuah dengan baik dan ternyata orang tua yang menanam pohon korma tadi masih dikaruniai umur panjang dan kesehatan, maka dipanenlah kurma tersebut dan ditunjukkan kepada sang Khalifah sebagai wujud keberhasilan. Maka sebagai penghargaan tertinggi sang khalifah memberikan hadiah batangan-batangan emas kepada orang tua tadi. Berita ini membuat heboh masyarakat terutama para pemuda maka berbondong-bondong para pemuda menanam kurma dengan tujuan untuk mendapatkan emas dari sang khalifah tapi karena niatnya tidak ikhlas maka tidak mendapat hadiah apa-apa dari sang khalifah.
Dengan kisah diatas, Bupati berharap dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat Gunungsari Khususnya dan masyarakat Kabupaten Ngawi umumnya betapa pentingnya kita untuk dapat menanam pohon kemudian menjaga dan merawatnya apalagi dalam upaya menjaga kelestarian hutan yang pada akhirnya yang akan menikmati adalah diri kita sendiri dan anak cucu kita.

No comments:

Post a Comment