
Menyandang sebagai salah satu kabupaten lumbung beras di Jawa Timur, Ngawi terus berupaya mengharumkan branding pertaniannya. Dengan wilayah pertaniannya yang luas merupakan modal utama peningkatan kualitas dan kuantitas produksi pertanian, serta dengan semangat baru dibawah kepemimpinan Bupati Kanang – Ony, sektor pertanian juga mendapat perhatian khusus.
Kamis, 16 Desember 2010 bertempat di gedung serba guna Desa Gerih, Kecamatan Gerih, Dinas Peranian Kab. Ngawi menggelar Silaturahmi dan Sabdo Tomo “Pertanian Organik”. Dewasa ini pertanian organik menjadi isu nasional yang sangat penting, karena pertanian organik diramalkan akan menjadi produk yang berkualitas dan diminati pasar, disamping dilihat dari segi kesehatan organik jauh lebih aman untuk dikonsumsi. Oleh karena itu, Ngawi memiliki visi kedepan menjadi lumbung pertanian organik.
Acara yang menghadirkan Direktur Lahan dan Air Kementrian Pertanian, Kadin Pertanian Propinsi Jatim, masyarakat, dan kelompok tani di desa Gerih, yaitu Kelompok Tani Tentrem Rahayu dan Kelompok Wanita Tani & P3A Tirto Mulyo, serta pembicara pakar pertanian dari kalangan akademisi. Pembicara yang dihadirkan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan bertani adalah Dr Ir Hermanu Triwidodo, MSc, dari Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian – IPB dan Prof. DR. Ir. Suntoro Wongso Atmojo, MS, profesor pertanian dari Universitas Sebelas Maret
Hadir pada acara tersebut Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar dan sekaligus membuka acara. Dalam sambutannya Ony Anwar menyampaikan pertanian di Kabupaten Ngawi merupakan tulang punggung perekonomian daerah. Sementara pertanian ramah lingkungan yang mengarah pertanian oganik yang ada di Ngawi baru berkembang sekitar 10%, dan masih terus dikembangkan. Wakil Bupati juga melihat pameran hasil produk pertanian dari desa Gerih.
Dalam pemaparan materinya Ir. Hermanu menyampaikan bahwa pertanian organik lebih tahan terhadap hama dan memerlukan biaya yang lebih murah serta produk yang jauh lebih berkualitas, selain itu beliau juga menyampaikan ketrampilan yang siap digunakan oleh petani dalam bertani organik.
Sementara itu, Prof. DR. Ir. Suntoro Wongso Atmojo, MS, profesor pertanian dari Universitas Sebelas Maret menyampaikan teknik pertanian organik serta upaya meningkatkan produksi pertanian organik. Diharapkan dengan dihadirkannya dua pakar pertanian tersebut masyarakat petani Desa Gerih dapat menerapkan dan meningkatkan ketrampilan dalam bertani organik. Ratusan anggota kelompok tani yang mengikuti acara tampak antusias mendengarkan paparan materi dari pembicara. Mereka sangat senang dan berharap cara seperti ini terus dilakukan, karena sangat bermanfaat bagi mereka. Tujuan dari kegiatan ini adalah produksi pertanian organik masyarakat meningkat dan kesejahteraan masyarakat dapat terangkat.
Pada tahun 2010, di kecamatan Geneng dan Gerih telah dikembangkan kegiatan SRI seluas 600 Ha, hasil dari program SRI telah meningkatkan produktifitas petani menjadi 10,8 ton/Ha GKP . (wwn)
No comments:
Post a Comment