Tradisi bergotong-royong yang tergambar dalam kerja bakti mungkin hanya dapat ditemukan di Indonesia. Maka dari itu, tradisi yang sudah diterapkan sejak nenek moyang kita itu selalu menjadi elemen penting dalam pembangunan serta menjadi salah satu hal yang bisa dibanggakan di negeri ini. Selain itu kerja bakti mempunyai makna ganda yaitu untuk menyelesaikan pekerjaan yang ada, dengan sikap gotong-royong warga juga bisa saling bertatap muka, bertukar pikiran, hingga bercanda tawa.
Budaya yang satu ini memang pantas dibanggakan. Pada jaman dahulu, semua orang bergotong royong untuk melakukan sesuatu, seperti membangun rumah. Gotong royong banyak sisi baiknya, dapat menghemat tenaga, menghemat waktu, dan beberapa lainnya. Sayangnya, teknologi telah berkembang dan budaya gotong royong mulai hilang.
Untuk melestarikan kebudayaan nenek moyang tersebut, Jum`at (18/03) bertempat di belakang pasar beran, Bupati Ngawi, Ir. Budi Sulistyono, beserta jajaran SKPD Kab. Ngawi, ARMED 12 Ngawi dan warga sekitar melakukan kerja bakti memotong rumput yang tumbuh lebat di sekitar pasar dan membersihkan sampah dan drainase di pasar. dalam rangka meningkatkan kinerja pengelolaan kebersihan, keindahan, dan ketertiban (K3) di lingkungan Kabupaten Ngawi, serta persiapan menghadapi penilaian Adipura tahun 2010/2011.
Bupati meminta agar titik-titik pantau yang menjadi pointer penilaian adipura diperhatikan. “Perhatikan titik-titik pantau seperti pasar, tempat pembuangan sampah, sekolah, perumahan, hutan kota, kantor dinas instansi, ruas jalan, sungai, dan saluran terbuka agar kebersihan dan keindahannya selalu dijaga.
Setelah acara tersebut Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyono mengunjungi sebuah sungai yang di beri nama sungai mati yang jaraknya tidak jauh jadi tempat kerja bakti tersebut, yang akan dikembangkan menjadi wisata air Kabupaten Ngawi.
No comments:
Post a Comment