Monday, April 8, 2013

Dari Rapat Koordinasi Jalan Tol

Bupati : ”Saya berharap kita mendengar, melihat, mempelajari secara detail rancangan-rancangan dari titik ke titik yang melewati wilayah”



Sebagai bentuk keseriusan Pemkab Ngawi terhadap Pembangunan  Jalan Tol Trans Jawa, Bupati Ngawi,  Budi Sulistyono secara langsung memimpin Rapat Koordinasi Jalan Tol bertempat di Pendopo Wedya Graha Kabupaten Ngawi. Rapat diikuti oleh para perangkat desa yang wilayahnya terkena jalan tol, sehingga nantinya tidak ada komplain setelah jalan tol tersebut dibangun. Tetapi ada satu nilai yang harus di mengerti betul oleh desainer-desainer jalan tol yaitu tentang sosial kemasyarakatan jangan sampai hilang dengan adanya pembangunan jalan tol yang bermanfaat ini. ”Saya berharap kita mendengar, melihat, mempelajari secara detail rancangan-rancangan dari titik ke titik yang melewati wilayah kita”, ajak Bupati mengawali sambutannya.

Dalam rapat dibeberkan sampai dengan disain mikro, “Kabupaten lain belum sampai disini, tetapi kita sudah dibukakan secara gamblang, mudah dimengerti oleh masyarakat Ngawi, kepala desa, sehingga manfaaatnya akan lebih nyata”. Komentar Bupati atas presentasi dari Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Agus Satrio.

Dalam presentasinya Agus Satrio juga menyampaikan, satu hal yang jarang terungkap mengapa pemerintah ingin membangun jalan tol tersebut? kalau kita lihat dari sisi sejarah mengapa pulau Jawa lebih maju dari pulau Kalimantan, Sumatra dan pulau lainnya, karena Belanda dulu sudah membangun jalan tol dari Anyer sampai Banyuwangi (Panarukan yang lebih dikenal dengan jalan Deandless – red) sementara pulau lain tidak ada jaringan jalan yang seperti itu. Oleh karena itu, kita ingin mengulangi kesuksesan pada jaman tersebut, kenapa harus jalan tol, karena secara filosofisnya jalan tol itu di bangun tidak menggunakan APBD maupun APBN, melainkan 70% di biayai oleh konsorsium Perbankan Indonesia jadi satu dan 30% dari pengusaha jalan tol itu sendiri.

Kalau saya bilang lanjut Agus Satrio jalan tol itu merupakan aset negara yang sesungguhnya, karena apa karena tidak membebani anggaran belanja negara baik saat membangun ataupun masa konsesi 35 tahun. Ada pepatah mengatakan rumahmu asetmu itu tidak benar,  rumah dikatakan aset jika rumah tersebut tidak membebani kita melainkan bisa memambah pendapatan kita. maka uang pajak yang seharusnya untuk perbaikan bisa di alihkan untuk kepentingan lain pendidikan, kesehatan, dan lain-lain.

Jadi jika pemerintah membangun bukan jalan tol, makin panjang jalan tersebut makin berat anggaran pemeliharaanya tiap tahun, tetapi kalau kita membangun jalan tol berbeda makin panjang makin ringan. semoga kabupaten Ngawi menjadi kabupaten yang gemah ripah loh jinawi, apabila kita mengerti akan sejarah maka, generasi muda kita tidak akan menjual bangsa dan tanah airnya sendiri, selama ini kita sudah belajar sejarah tetapi yang belum adalah belajar dari sejarah. Terakhir Negara itu kaya apabila uang masuknya banyak ketimbang pengeluaranya.

Antisipasi Dampak Negatif

Walaupun banyak dampak positif dari pembangunan jalan tol namun demikian ada pula dampak negative yang muncul, salah satunya adalah restoran-restoran, tempat penjualan souvenir yang menjadi ciri khas ngawi akan mengalami penurunan jumlah pengunjung. Mengantisipasi dampak tersebut pemerintah kabupaten Ngawi tidaklah berpangku tangan, beberapa konsep antisipasi telah disusun dengan harapan mampu meminimalisir bahkan menjadikan dampak positif.
yang pertama yang diupayakan Pemerintah Daerah adalah mengintervensi disain jalan tol sehingga terdapat rest area di wilayah Kabupaten Ngawi, Rest Area ini diharapkan dapat dimanfaatkan bagi para pengusaha kuliner untuk membuka usaha di area tersebut, kemudian dapat menjadi ruang pamer berbagai produk-produk unggulan dan obyek wisata di kabupaten Ngawi, sehingga para pengguna jalan tol tertarik untuk singgah di Kabupaten Ngawi.

Yang kedua, Perlunya pembicaraan tentang bagi hasil jalan tol bagi Kabupaten yang dilalui. “bahwa kita ini bukan hanya jadi penonton dalam pembangunan ini, adakalanya kita diberikan bagian, seperti airport itu ada airtport tax untuk daerah, tidak ada salahnya kalau dari sini ada 5 atau 10% untuk pendapatan daerah”, tegas Bupati.
Dan yang terakhir, mengenai kontrak kerja dengan pengembang yang akan memberikan suplay material berupa pasir uruk, tanah, batu, hal ini penting karena harus ada yang bertanggungjawab atas rusaknya jalan-jalan yang ada kabupaten ngawi akibat muatan-muatan yang berlebihan.

Masih ada banyak lagi kiat – kiat yang akan digeber oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi agar pembangunan jalan tol ini memberikan manfaat sebanyak – banyaknya bagi masyarakat Kabupaten Ngawi (*)

No comments:

Post a Comment