Monday, April 8, 2013
Bupati Canangkan Jumat Jawa
Awal kepemimpinan Bupati Ngawi Ir. Budi Sulityono mencanang-kan Jumat Jawa untuk seluruh instansi di lingkup Pemerintahan Kabupaten Ngawi. Pencanangan Jumat Jawa ini selain bertujuan untuk lebih mengenalkan bahasa ke generasi muda juga bertujuan untuk melestarikan Bahasa Jawa. Dalam prakteknya, setiap hari jumat di setiap instansi diwajibkan untuk menggunakan bahasa jawa dalam kegiatannya dan berlaku selama aktifitas kantor masih berlangsung.
Bahasa menunjukkan Bangsa, sebuah peribahasa yang seringkali kita jumpai dalam berbagai kesempatan. Bahasa juga menunjukkan identitas dan karakteristik sebuah bangsa sehingga masing masing memiliki ke- khas-an yang bisa menunjukkan jati diri pemakainya. Dalam sejarahnya, bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku juga memiliki beragam bahasa daerah. Menurut Data Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, per tahun 2012 tercatat ada sekitar 546 jumlah bahasa dan sub bahasa di seluruh Indonesia.
Keakuratan jumlah bahasa daerah ini memang masih bisa diperdebatkan. Banyaknya suku dan budaya di Indonesia menyebabkan terjadinya beraneka ragam bahasa. Hampir setiap daerah memiliki ciri khas bahasa masing masing. Namun seiring dengan perkembangan teknologi, urbanisasi dan generasi, bahasa daerah menghilang sedikit demi sedikit. Urbanisasi dan pekawinan antar etnis berperan penting dalam menghilangnya bahasa daerah karena percampuran penduduk dari satu daerah dengan yang lainnya hingga pada akhirnya mereka hanya menggunakan bahasa yang bisa dipahami oleh semua suku daerah yaitu Bahasa Indonesia. Kekuatan dan kebesaran kebudayaan suatu masyarakat sanggup untuk melindungi bahasa dari kepunahan sedangkan kebudayaan yang lemah akan melemahkan bahasa sehingga bisa dipahami bila saat ini bahasa daerah sedikit demi sedikit tergerus oleh arus modernisasi yang meminggirkan kultur budaya daerah. Ini adalah ironi yang dihadapi oleh bahasa daerah yang ada termasuk bahasa jawa. Jumlah orang jawa yang besar ternyata tidak mampu menjamin kehidupan budaya jawa yang kuat.
Untuk itu berbagai langkah diupayakan untuk setidaknya membuat bahasa jawa tetap ada dan eksis di tengah masyarakat meskipun dengan cara yang paling sederhana. Salah satunya adalah penggunaan Jumat Jawa. Selain itu upaya upaya yang lebih terstruktur dan terlembaga juga dilakukan seperti lomba dongeng bahasa jawa, pentas pentas seni tradisional dan lomba lomba dolanan anak yang berbahasa jawa. Memang kegiatan yang sifatnya masih insidential namun kalau hal ini bisa rutin dilakukan bukan tak mungkin akan menjadi tradisi. Tradisi atau kebiasaan lah yang mampu menjawab dan menjadikan bahasa jawa dalam kebiasaan sehari hari adalah hal yang coba dilakukan. (*)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment